Eduedu – Kalau bicara kompetensi, orang sering menganggapnya sebagai keterampilan.

Tapi sebenarnya enggak cuma itu, karena ada hal lain yang cukup memengaruhi kompetensi seseorang.

Kompetensi mencakup tiga elemen inti:

  • Keterampilan: Kemampuan praktis yang dibutuhkan untuk melakukan suatu tugas.
  • Pengetahuan: Pemahaman tentang konsep, proses, atau praktik terbaik.
  • Perilaku: Tindakan dan sikap yang ditunjukkan seseorang dalam pekerjaannya, seperti pemecahan masalah, komunikasi, atau kemampuan beradaptasi.

Jadi kompetensi bukan sekadar memiliki pengetahuan teknis, tetapi tentang penerapannya secara efektif, bahkan saat tantangan muncul. 

Misalnya, seorang manajer proyek mungkin tahu cara membuat garis waktu proyek (keterampilan) dan memahami praktik terbaik untuk mengelola sumber daya (pengetahuan).

Namun, jika mereka tidak dapat tetap tenang di bawah tekanan (perilaku), mereka tidak mungkin dapat menyelesaikan proyek dengan sukses.

Kompetensi ini juga mencakup kemampuan untuk bisa berkolaborasi secara efektif dengan orang lain.

Selain itu, kita juga perlu bisa beradaptasi dengan lingkungan dan keadaan yang selalu berubah.

Tipe-Tipe Job Competencies

Orang-orang dipekerjakan karena keterampilan mereka, tetapi dipromosikan karena kompetensi yang mereka miliki. 

Kompetensi mana yang paling berharga akan bergantung pada jenis budaya tempat kerja yang dibina oleh perusahaan.

Berikut adalah 10 kompetensi pekerjaan yang dapat kita jadikan acuan untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang paling dihargai oleh perusahaan:

1. Teamwork: Dapatkah seorang karyawan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama? 

Misalnya, seorang manajer proyek yang menjaga timnya tetap termotivasi dan sesuai rencana menunjukkan keterampilan kerja tim yang kuat. Mereka memahami realitas moral, fokus, dan kelelahan.

2. Tanggung Jawab: Memiliki tugas sendiri dan memastikannya selesai tepat waktu mencerminkan seseorang yang menganggap serius pekerjaannya.

Karyawan yang dapat memenuhi tenggat waktu dengan andal dan konsisten dapat dipercaya untuk menyelesaikan sesuatu sesuai janji.

3. Pengambilan Keputusan: Apakah seorang karyawan mengalami kelumpuhan keputusan dalam situasi bertekanan tinggi? 

Mengevaluasi berbagai pilihan dan memilih satu—semoga saja yang tepat—merupakan sifat utama manajemen yang baik. 

Misalnya, seorang manajer ritel yang dapat menyelesaikan keluhan pelanggan tanpa merugikan perusahaan adalah pengambil keputusan yang baik.

4. Komunikasi: Sebagian orang takut untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan, terutama saat mereka merasa ada yang salah.

Yang lain butuh bantuan untuk menjelaskan diri mereka dengan jelas. 

Keterampilan komunikasi sangat penting untuk menjaga percakapan tetap terbuka dan memastikan orang merasa didengar.

5. Results Orientation: Perusahaan menjalankan bisnis untuk menghasilkan uang.

Orang yang berorientasi pada hasil akan bekerja untuk mencapai tujuan itu, seperti seorang tenaga penjualan yang bekerja untuk melampaui kuota mereka daripada memenuhinya.

6. Problem-solving: Kemampuan memecahkan masalah penting untuk dimiliki. Pasalnya, setiap pekerjaan tidak selalu berjalan mulus, pasti ada hambatan.

Jika kamu dapat memecahkan masalah dengan cepat, terlebih jika bisa melakukannya di bawah tekanan. Maka kamu akan bisa berhasil dalam pekerjaanmu.

7. Kemampuan Beradaptasi: Melebih-lebihkan pentingnya perubahan membutuhkan banyak usaha. 

Karyawan yang hebat dapat mengurangi kerugian dan mengubah arah ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik. 

8. Organisasi: Setiap manajer tingkat C tahu pentingnya memiliki asisten yang terorganisir yang dapat menangani banyak prioritas tanpa kewalahan. 

Setiap karyawan mendapat manfaat dari kesadaran akan waktu dan beban kerja mereka.

9. Kepemimpinan: Kompetensi kepemimpinan yang paling dapat dijual di dunia korporat yang didanai investor adalah kemampuan untuk menginspirasi dan membimbing orang lain. 

Terlepas dari apakah orang-orang ini dapat melakukan pekerjaan atau tidak, mereka tahu cara memotivasi dan mendukung rekan kerja mereka dalam melakukan hal-hal hebat.

#10. Kreativitas: Berpikir di luar kotak mengubah ide-ide biasa menjadi konsep-konsep baru yang revolusioner. 

Tentu saja, ada banyak kompetensi lain yang mungkin dihargai (atau tidak) oleh perusahaan. Kamu harus membuat inventaris kompetensi yang paling dihargai oleh tim eksekutif di perusahaanmu untuk menginformasikan strategi perekrutan dan promosi.

Identifying Job Competencies

Semakin banyak pencari kerja yang tahu cara menyesuaikan resume dan surat lamaran mereka dengan harapan tim sumber daya manusia modern.

Kata kunci seperti “komunikator yang efektif” atau “pekerja tim yang kuat” ada di mana-mana, jadi apakah ada cara untuk mengetahui apakah klaim ini valid?

Kamu perlu melihat seseorang beraksi untuk mengetahui kinerja organisasinya. Jadi, kita harus kreatif dalam menilai kompetensi pekerjaan.

Berikut adalah beberapa strategi yang telah teruji waktu untuk mengidentifikasi job competencies:

• Wawancara perilaku: Setiap respons memungkinkan kandidat untuk menggambarkan perilaku tempat kerja yang ideal. 

Oleh karena itu, pertanyaan wawancara yang kreatif memberikan wawasan tentang bagaimana mereka mungkin berperilaku di masa mendatang.

Pertanyaan seperti, “Bisakah kamu memberi tahu saya tentang bagaimana cara kamu menyelesaikan konflik di tempat kerja?” menimbulkan pertanyaan tentang pemecahan masalah dan apa yang dimaksud dengan konflik.

• Penilaian situasional: Pertanyaan hipotetis dapat membantu menentukan etika dan perilaku kerja seseorang. 

Misalnya, “Apa yang akan kamu lakukan jika tenggat waktu proyek tiba-tiba dimajukan?” dapat menjelaskan keterampilan manajemen waktu seseorang.

Namun, berhati-hatilah: Beberapa orang—banyak karyawan yang sangat baik—tidak berurusan dengan hal-hal yang bersifat hipotetis. Jawaban yang tidak membuat kita terkesima seharusnya tidak menunjukkan bahwa kita adalah kandidat yang buruk.

• Simulasi keterampilan: Sebelum merekrut, kita bisa meminta kandidat untuk melakukan tugas kecil untuk melihat bagaimana mereka melakukannya. 

Terkadang, ini menunjukkan bakat alami. Di lain waktu, ini hanya menunjukkan kurangnya pelatihan.

Ingat juga bahwa kandidat pekerja menjadi gugup. Mereka mungkin tidak memberikan kinerja terbaik mereka selama wawancara, jadi berikan mereka banyak kesempatan untuk membuktikan diri.

(Maharani Kusuma Daruwati)